Gambaran Umum Kota Gunungsitoli
↵GAMBARAN UMUM DAERAH KOTA GUNUNGSITOLI
ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Kota Gunungsitoli merupakan salah satu dari 5 (lima) daerah otonom di Wilayah Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara, yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2008. Posisi strategis Kota Gunungsitoli sebagai pintu gerbang Kepulauan Nias, dengan tingkat ketersediaan infrastruktur strategis yang relatif memadai, memiliki peran strategis sebagai kutub pertumbuhan (core) bagi daerah-daerah otonom lainnya (hinterland) di wilayah Kepulauan Nias.
Kondisi eksisting Kota Gunungsitoli dewasa ini pada hakekatnya merupakan pusat berbagai aktivitas dan tujuan kepentingan banyak orang, yang dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan intensitas yang cukup signifikan sehingga sangat berdampak terhadap kondisi dinamika sosial kemasyarakatan dalam berbagai aspek dan dimensi pembangunan.
A. Luas dan Batas Wilayah Administratif
Kota Gunungsitoli merupakan salah satu daerah kota dari 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di Pulau Nias dan berjarak sekitar 85 mil dari Kota Sibolga (salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara). Kota Gunungsitoli memiliki luas wilayah mencapai ± 469,36 km2, atau mencapai 0,63% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Adapun batas wilayah administrasi Kota Gunungsitoli meliputi :
Sebelah Utara : Kecamatan Sitolu Öri (Kabupaten Nias Utara)
Sebelah Timur : Samudera Indonesia
Sebelah Selatan : Kecamatan Gidö dan Kecamatan Hiliserangkai (Kabupaten Nias)
Sebelah Barat : Kecamatan Hiliduho (Kabupaten Nias) serta kecamatan Alasa
Talumuzöi dan Kecamatan Namöhalu Esiwa (Kabupaten Nias Utara)
Peta Administrasi Wilayah Kota Gunungsitoli
Secara administratif, Kota Gunungsitoli terdiri atas enam kecamatan, yaitu Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Gunungsitoli Selatan, Gunungsitoli Barat, Gunungsitoli, Gunungsitoli Alo’oa, dan Gunungsitoli Utara. Berdasarkan luas wilayahnya, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar (134,78 km2), diikuti oleh Kecamatan Gunungsitoli (109,09 km2), Kecamatan Gunungsitoli Utara (79,73 km2), Kecamatan Gunungsitoli Alo’oa (60,21 km2), Gunungsitoli Selatan (56,85 km2) dan Kecamatan Gunungsitoli Barat (28,70 km2). Masing-masing kecamatan dalam Kota Gunungsitoli terdiri atas desa/kelurahan dengan total jumlah desa/kelurahan adalah sebanyak 101 desa/kelurahan dengan rincian jumlah desa sebanyak 98 desa dan 3 kelurahan.
Tabel Luas Wilayah Kecamatan di Kota Gunungsitoli
No | Kecamatan | Luas (Km2) |
Rasio Terhadap Luas (%) |
---|---|---|---|
01. | Gunungsitoli | 109,09 | 23,24 |
02. | Gunungsitoli Selatan | 56,85 | 12,11 |
03. | Gunungsitoli Utara | 79,73 | 16,99 |
04. | Gunungsitoli Idanoi | 134,78 | 28,72 |
05. | Gunungsitoli Alo’oa | 60,21 | 12,83 |
06. | Gunungsitoli Barat | 28,70 | 6,11 |
Jumlah | 469,36 km² | 100 % |
Sumber : Gunungsitoli Dalam Angka Tahun 2016
B. Letak dan Kondisi Geografis
1) Posisi Astronomis
Kota Gunungsitoli terletak pada sebuah gugusan pulau yang dikenal dengan nama Kepulauan Nias yang berada di sebelah barat Pulau Sumatera, yang secara geografis terletak antara 00012’-1032’ Lintang Utara (LU) dan 970000’-980000’ Bujur Timur (BT). Dengan ketinggian rata-rata 0 - 600 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan kondisi fisik wilayah Kota Gunungsitoli dari 101 (seratus satu) desa/kelurahan yang ada di wilayah Kota Gunungsitoli sebanyak 27 (dua puluh tujuh) desa/kelurahan atau 27 persen terletak di daerah pesisir pantai, dan 74 (tujuh puluh empat) desa atau 73 persen berada di daerah dataran tinggi atau pegunungan.
2) Posisi Geostrategis
Kota Gunungsitoli memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang wilayah Kepulauan Nias. Keberadaan beberapa infrastruktur strategis seperti Bandar udara, pelabuhan laut, jaringan jalan, sarana prasarana perekonomian, sarana prasarana pendidikan, dsb merupakan salah satu nilai tambah daya saing Kota Gunungsitoli sebagai kutup pertumbuhan ekonomi wilayah. Wilayah kota Gunungsitoli pada hakekatnya merupakan pusat kegiatan ekonomi yang berfungsi mewujudkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang sebagai tempat berlangsunya kegiatan - kegiatan ekonomi dan sosial budaya.
Pembangunan wilayah perkotaan dengan ciri utama industri, perdagangan, dan jasa, menjadikan Kota Gunungsitoli dimasa mendatang sebagai kutup pertumbuhan (core) bagi daerah-daerah otonom lainnya yang ada di Kepulauan Nias (hinterland). Posisi geostrategic ini menjadikan Kota Gunungsitoli memiliki peran strategis dalam pengembangan nilai tambah (value added) produk-produk berbasis industri, perdagangan, dan jasa, khususnya di wilayah Kepulauan Nias dan pantai barat wilayah Sumatera Utara.
3) Kondisi Kawasan
Kondisi kawasan wilayah Kota Gunungsitoli secara umum memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Sebagai wilayah yang memiliki garis pantai yang panjang dan langsung menghadap kelaut,
maka ancaman stunami
2. Wilayah Kota Gunungsitoli selalu bergerak karena berada diatas jalur lempengan bumi sehingga
rawan terhadap bencana longsor;
3. Keberadaan pelabuhan Gunungsitoli sebagai pelabuhan nasional akan mempercepat
pembangunan di Kota Gunungsitoli;
4. Permukaan tanah di sekitar pesisir pantai Kota Gunungsitoli membuat Kota Gunungsitoli sebagai
daerah rawan banjir;
5. Peningkatan kualitas sumberdaya perikanan laut yang cukup banyak dan potensial terdapat di Kota
Gunungsitoli
6. Penetapan pertanian sawah seluas 2149 Ha berpotensi lahan pertanian berkelanjutan untuk
mewujudkan Kota Gunungsitoli yang swasembada beras.
7. Wilayah Pesisir Pantai Kota Gunungsitoli yang masih Asri berpotensi untuk di kembangkan menjadi
objek wisata bertaraf nasional dan internasional.
C. Topografi
Kota Gunungsitoli memiliki kondisi topografi yang bervariasi didominasi oleh daerah perbukitan dan pesisir pantai dengan ketingian 800 meter di atas permukaan laut. Struktur permukaan tanah berbongkah-bongkah dan membentuk banyak sekali aliran sungai atau sumber mata air. Kondisi ini yang menyebabkan kesulitan untuk membangun infrastruktur jalan yang lurus dan kokoh. Bentang alam daratan di Kota Gunungsitoli dapat dibagi menjadi 4 kelompok psiografik penting, yaitu:
1. Dataran rendah (L di peta, <32% dari total wilayah) dengan agak landai (<8%), termasuk
kawasan pesisir, sisi-sisi laut yang telah terangkat sebelumnya dan kawasan-kawasan
genangan banjir yang berlumpur, semua ini terdiri dari sedimen-sedimen yang masih
lebih muda (dan material terumbu karang yang sudah tua) yang merupakan peluang
penting untuk kegiatan pertaniaan.
2. Lahan gambut (D, sekitar 4% dari total wilayah) terdiri dari kawasan hutan rawa gambut,
yang umumnya berlokasi di kawasan pantai dataran rendah sepanjang sungai-sungai
besar dan kawasan delta. Kawasan-kawasan ini sangat tidak sesuai untuk pengembangan
pertanian dan memiliki nilai keragaman hayati yang sangat tinggi, sehingga wilayah ini
harus di lindungi.
3. Perbukitan, bukit-bukit kecil dan guludan (H, >50% dari total wilayah), dengan ketinggian
mencapai 300m, disertai torehan dengan lereng landai hingga curam (kemiringan 16-55%),
yang berasal dari batuan sedimen dan batu kapur yang keras (Karst), dengan peluang
untuk kegiatan pertanian yang terbatas.
4. Pergunungan (M, >sekitar 15% dari total wilayah), yang tediri dari kawasan torehan
dengan lereng curam (dengan kemiringan >25%) mencapai ketinggian hingga 1200m,
berasal dari batu kapur dan berbagai batuan felsik (granite, metamorphic), tidak sesuai
untuk pertanian.
D. Geologi
Struktur geologi yang berkembang di Kota Gunungsitoli terutama adalah struktur lipatan dan pelurusan-pelurusan struktur yang keseluruhannya berarah barat laut – tenggara atau searah dengan arah memanjangnya pulau Nias. Struktur lipatan umumnya terjadi di batuan sedimen Formasi Gomo. Keberadaan struktur-struktur geologi tersebut dapat memperlemah kedudukan batuan atau secara umum merupakan bidang-bidang lemah batuan yang berpotensi sebagai sumber gempa. Distribusi penyebaran batuan diwilayah Kota Gunungsitoli meliputi :
1. Batuan sedimen batuan sedimen Formasi Gomo (51 %)
2. Terumbu karang/koral Formasi Gunungsitoli (26 %)
3. Formasi Lõlõmatua (16 %)
4. Endapan aluvial (7 %).
Sifat fisik dari masing-masing jenis batuan tersebut sebarannya akan mempengaruhi dalam penentuan kawasan rawan bencana, dimana batuan menjadi salah satu pemicu tingkat kerawanan bencana gempa bumi maupun longsor.
E. Hidrologi
Kondisi hidrologi suatu daerah, paling tidak dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni posisi (geografi), iklim (curah hujan), dan geologi. Posisi suatu daerah yang berada di dekat pantai di kelilingi laut akan berbeda dengan daerah yang berada di tengah pulau. Iklim menentukan kelembaban, curah hujan dan tekanan udara (angin). Kondisi geologi meliputi jenis formasi batuan kedap atau akuiklud (Aquiclude) atau penyimpanan air atau akuifer serta morfologi (dataran, punggungan atau pegunungan).
Air permukaan/sungai di Kota Gunungsitoli terdapat cukup banyak, yang mengalir dari pegunungan di tengah Pulau Nias menuju ke arah perairan laut. Kebanyakan sungai-sungai yang mengalir di Kota Gunungsitoli tidak terlalu besar, sehingga tidak semua sungai tercatat memiliki nama. Daerah Kota Gunungsitoli posisinya berdekatan dengan pantai dan dialiri beberapa sungai yang mengalir sepanjang tahun.
Tabel Nama-nama Sungai di Kota Gunungsitoli
No. | Nama Sungai | Kecamatan | Panjang | Klasifikasi |
---|---|---|---|---|
1 | Sungai Ndra Humene | Gunungsitoli Idanoi | 5,0 | Kecil |
2 | Sungai Foa | Gunungsitoli Idanoi | 7,2 | Kecil |
3 | Sungai Madawa | Gunungsitoli Idanoi | 4,0 | Kecil |
4 | Sungai Umbu Dahana | Gunungsitoli Idanoi | 4,0 | Kecil |
5 | Sungai Miga Sebua | Gunungsitoli Selatan | 10,0 | Sedang |
6 | Sungai Miga Si'ite | Gunungsitoli Selatan | 10,0 | Sedang |
7 | Sungai Siwali | Gunungsitoli Selatan | 5,0 | Kecil |
8 | Sungai Bo'u | Gunungsitoli Selatan | 3,0 | Kecil |
9 | Sungai Idanoi | Gunungsitoli Selatan | 20,0 | Sedang |
10 | Sungai Nou | Gunungsitoli Barat | 12,0 | Sedang |
11 | Sungai Bo'adulo | Gunungsitoli Barat | 4,0 | Kecil |
12 | Sungai Simangani | Gunungsitoli Barat | 4,0 | Kecil |
13 | Sungai Bona'a | Gunungsitoli Barat | 4,0 | Kecil |
14 | Sungai Sumui | Gunungsitoli Barat | 4,0 | Kecil |
15 | Sungai Bodalu | Gunungsitoli Barat | 5,0 | Kecil |
16 | Sungai Mola | Gunungsitoli Barat | 7,0 | Kecil |
17 | Sungai Bogaoha | Gunungsitoli Barat | 4,0 | Kecil |
18 | Sungai Matemate | Gunungsitoli Barat | 3,0 | Kecil |
19 | Sungai Solotu | Gunungsitoli Barat | 3,0 | Kecil |
20 | Sungai Simaoso | Gunungsitoli Barat | 3,0 | Kecil |
21 | Sungai Larumae | Gunungsitoli Barat | 3,0 | Kecil |
22 | Sungai Tawaya | Gunungsitoli Barat | 5,0 | Kecil |
23 | Sungai Ra'ura'u | Gunungsitoli Barat | 3,0 | Kecil |
24 | Sungai Fazizi | Gunungsitoli Barat | 3,0 | Kecil |
25 | Sungai Alasa | Gunungsitoli Barat | 5,0 | Kecil |
26 | Sungai Tagaẃa | Gunungsitoli Barat | 4,0 | Kecil |
27 | Sungai Bogaõlõ | Gunungsitoli Barat | 4,0 | Kecil |
28 | Sungai Hele'akhe | Gunungsitoli Barat | 4,0 | Kecil |
29 | Sungai Maera | Gunungsitoli Barat | 3,0 | Kecil |
30 | Sungai Zõluzõlu | Gunungsitoli Barat | 3,0 | Kecil |
31 | Sungai Mo'awõ | Gunungsitoli | 10,0 | Sedang |
32 | Sungai Bogalitõ | Gunungsitoli | 4,0 | Kecil |
33 | Sungai Saombõ | Gunungsitoli | 2,0 | Kecil |
34 | Sungai Walo | Gunungsitoli | 2,0 | Kecil |
35 | Sungai Sifadõlõ | Gunungsitoli | 2,0 | Kecil |
36 | Sungai Sahõndrõ | Gunungsitoli | 2,0 | Kecil |
37 | Sungai Tohia | Gunungsitoli | 2,0 | Kecil |
38 | Sungai Totoa | Gunungsitoli | 2,0 | Kecil |
39 | Sungai Boyo | Gunungsitoli | 7,0 | Kecil |
40 | Sungai Alimbungõ | Gunungsitoli | 2,0 | Kecil |
41 | Sungai Idanõmanu | Gunungsitoli | 3,0 | Kecil |
42 | Sungai Idanõ Fandindina | Gunungsitoli | 3,0 | Kecil |
43 | Sungai Idanõgohõ | Gunungsitoli | 3,0 | Kecil |
44 | Sungai Idanõmalõwu | Gunungsitoli | 3,0 | Kecil |
45 | Sungai Lelewõnu | Gunungsitoli | 3,0 | Kecil |
46 | Sungai Fafa | Gunungsitoli | 4,0 | Kecil |
47 | Sungai Waru | Gunungsitoli | 4,0 | Kecil |
48 | Sungai Faekhuzihamba | Gunungsitoli | 5,0 | Kecil |
49 | Sungai Bodõwu | Gunungsitoli | 7,0 | Kecil |
50 | Sungai Bodõwu So'ene | Gunungsitoli | 4,0 | Kecil |
51 | Sungai Bozulu | Gunungsitoli | 4,0 | Kecil |
52 | Sungai Tebai'oyo | Gunungsitoli | 4,0 | Kecil |
53 | Sungai Delamawõ | Gunungsitoli | 3,0 | Kecil |
54 | Sungai Azue | Gunungsitoli | 3,0 | Kecil |
55 | Sungai Sitoba'a | Gunungsitoli | 3,0 | Kecil |
56 | Sungai Simangani | Gunungsitoli | 3,0 | Kecil |
57 | Sungai Gamo | Gunungsitoli Alo'oa | 25,0 | Besar |
58 | Sungai Olora | Gunungsitoli Alo'oa | 25,0 | Besar |
59 | Sungai Bo'usõ | Gunungsitoli Alo'oa | 25,0 | Besar |
60 | Sungai Afia | Gunungsitoli Alo'oa | 25,0 | Besar |
61 | Sungai Mbombo Sebua | Gunungsitoli Alo'oa | 6,0 | Kecil |
62 | Sungai Bõziwawõ | Gunungsitoli Alo'oa | 10,0 | Sedang |
63 | Sungai Sotufo | Gunungsitoli Alo'oa | 10,0 | Sedang |
64 | Sungai Namõlõ | Gunungsitoli Alo'oa | 8,0 | Kecil |
65 | Sungai Dudunou | Gunungsitoli Alo'oa | 10,0 | Sedang |
66 | Sungai Bowulu | Gunungsitoli Alo'oa | 8,0 | Kecil |
67 | Sungai Tanõse'õ | Gunungsitoli Alo'oa | 8,0 | Kecil |
68 | Sungai To'õ | Gunungsitoli Utara | 8,0 | Kecil |
69 | Sungai Bofino | Gunungsitoli Utara | 8,0 | Kecil |
70 | Sungai Si'arawi | Gunungsitoli Utara | 4,0 | Kecil |
71 | Sungai Tambalou | Gunungsitoli Utara | 12,0 | Sedang |
72 | Sungai Lawu-Lawu | Gunungsitoli Utara | 15,0 | Sedang |
73 | Sungai Bo'e | Gunungsitoli Utara | 15,0 | Sedang |
74 | Sungai Hela | Gunungsitoli Utara | 8,0 | Kecil |
75 | Sungai Menau | Gunungsitoli Utara | 10,0 | Sedang |
76 | Sungai Lotu | Gunungsitoli Utara | 10,0 | Sedang |
77 | Sungai Mbombo Ebua | Gunungsitoli Utara | 8,0 | Kecil |
78 | Sungai Leẃuõguru | Gunungsitoli Utara | 8,0 | Kecil |
F. Klimatologi
Letak Kota Gunungsitoli yang berada pada Garis Khatulistiwa, maka curah hujan setiap tahun cukup tinggi. Pada tahun 2013 jumlah curah hujan mencapai 2.951,3 mm setahun atau rata-rata 245,94 mm per bulan dengan banyaknya hari hujan mencapai 262 setahun atau rata-rata 21 hari per bulan.
Berdasarkan data meteorologi, diketahui bahwa terdapat dua stasiun penakaran hujan yang terletak di sekitar wilayah Kota Gunungsitoli. Kedua stasiun penakaran hujan tersebut berada di Stasiun Meteorologi Binaka dan Stasiun Geofisika Gunungsitoli. Data hujan yang telah diperoleh dari kedua stasiun tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3 dan tabel 2.4.
Curah hujan yang paling besar terjadi pada bulan November dengan jumlah hari hujan sebanyak 29 hari dan curah hujan mencapai 368 mm. Sementara curah hujan paling sedikit terjadi pada bulan Maret dengan jumlah hari hujan sebanyak 16 hari namun dengan curah hujan hanya mencapai 54,7 mm. Curah hujan yang tinggi setiap tahun mengakibatkan kondisi alam Kota Gunungsitoli sangat lembab dan basah dengan rata-rata kelembaban antara 85 – 90 %.
Keadaan iklim Kota Gunungsitoli dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Suhu udara dalam satu tahun rata-rata adalah 26,40C, dengan rata-rata minimum per bulan sebesar 25,70C dan rata-rata maksimum 27,30C. Kecepatan angin rata-rata dalam satu tahun adalah sebesar 5,6 knot/jam dengan arah angin terbanyak berasal dari arah utara. Sementara tekanan udara rata-rata per tahun mencapai 1.009,5 mb.
Kondisi seperti ini ditambah dengan curah hujan yang tinggi mengakibatkan sering terjadinya badai besar. Musim badai laut setiap tahun biasanya terjadi antara bulan September sampai dengan November, tetapi kadang-kadang terjadi juga pada bulan Agustus dan cuaca sering berubah secara mendadak.
G. Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil interpretasi Citra Satelit Alos dapat diketahui bahwa jenis penggunaan lahan di Kota Gunungsitoli umumnya didominasi oleh penggunaan untuk pertanian campuran dataran tinggi yaitu seluas 19.999,86 Ha. Kemudian penggunaan untuk hutan lindung seluas 2.873 Ha. Dengan demikian di Kota Gunungsitoli masih terdapat lahan yang cukup luas, yang dapat dikembangkan untuk kawasan budidaya namun dengan tetap berpedoman pada pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam pengembangan guna lahan kawasan perkotaan (permukiman utama) Gunungsitoli harus memperhatikan pemanfaatan guna lahan kedepan, dimana rencana guna lahan yang dibuat harus melihat aksesibilitas kawasan tersebut dengan kawasan disekitarnya. Semakin lancar aksesibilitas maka semakin baik rencana pengembangan guna lahan tersebut.